LAPORAN 2 PRAKTIKUM KIMIA ORAGANIK 1 “KALIBRASI TERMOMETER DAN PENENTUAN TITIK LELEH”



LAPORAN PRAKTIKUM
“KALIBRASI TERMOMETER DAN PENENTUAN TITIK LELEH”


DI SUSUN OLEH :
VALEN DWI PUTRI
(A1C11
8050)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
20
20


 https://valendwiputri.blogspot.com/2020/02/jurnal-praktikum-kalibrasi.html
Untuk Prosedur pengerjaan dapat dilihat pada link diatas
VII. Data Pengamatan
7.1  Kalibrasi Termometer
No
Perlakuan
Hasil
1.
Dicampurkan air dan es didalam Erlenmeyer, dimasukkan thermometer dan dilengkai sumbat serta diukur suhu bawah thermometer
Suhu 0ºC
2.
Dimasukkan thermometer kedalam aquades yang dipanaskan, diukur suhu awal mendidih sampai tidak naik lagi (konstan)
Dari awal mendidih 95ºC - 97ºC

7.2  Penentuan Titik Leleh
a.       Tabel Titik Leleh Berdasarkan Teori
Perlakuan
Hasil
Dibakar ujuang pipa kapiler dan dimasukkan zat murni yang dipanaskan dan diikat pada thermometer, dimasukkan dalam Erlenmeyer berisi aquades. Dipanaskan dan dicatat suhu saat mulai meleleh hingga mendidih sempurna
1.      β-Naftol
105ºC-115ºC
2.      Naftalen
78ºC-84ºC
3.      Glukosa
120ºC-140ºC
4.      Asam Benzoat
98ºC-150ºC
5.      Maltosa
105ºC-107ºC

b.      Mengukur Titik Leleh Murni ditambah Pengotor (Senyawa Lain)
Nama Campuran
Titik Leleh dengan 3 Perbandingan
1:1
3:1
1:3
Naftalen : Glukosa
100ºC-148ºC
130ºC-146ºC
148ºC-155ºC
Glukosa : β-Naftol
130ºC-140ºC
146ºC-150ºC
138ºC-149ºC
β-Naftol : Asam Benzoat
88ºC-92ºC
85ºC-120ºC
90ºC-103ºC
Asam Benzoat : Maltosa
110ºC-120ºC
97ºC-135ºC
100ºC-120ºC
Maltosa : Naftalen
120ºC-122ºC
113ºC-115ºC
110ºC-114ºC

7.3  Demonstrasi Titik Leleh dengan MPA (Melting Point Apparatus)
Perlakuan
Hasil
Ditentukan titik leleh masing-masing sampel pada pipa kapiler setebal lebih kurang 2mm. Ditentukan menggunakan MPA(Melting Point Apparatus)
1.      β-Naftol
(110-115)0C
2.      Naftalen
(80-110)0C
3.      Glukosa
(160,72-180)0C
4.      Asam Benzoat
(115-120)0C
5.      Maltosa
(90-105)0C

VII. Pembahasan
7.1 Kalibrasi Termometer
      Alat yang dapat digunakan untuk mengukur suhu suatu zat baik yang berwujud padat, cair maupun gas disebut termometer. Suhu yang ditunjukkan oleh termometer tersebut memberikan informasi tentang keakuratan dari termometer itu dan dari hasil tersebut menentukan apakah termometer itu masih layak digunakan atau tidak. Hal itulah yang menyebabkan sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan melakukan kalibrasi termometer dengan benar sesuai dengan prosedur yang ada supaya hasil praktikum selanjutnya didapat hasil yang akurat (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/)
           Percobaan yang pertama kali praktikan lakukan adalah kalibrasi thermometer dengan bahan yang digunakan adalah air. Air yang praktikan gunakan adalah air murni karena dengan menggunakan air murni mudah untuk proses kalibrasinya. Praktikan memasukkan air dan es kedalam Erlenmeyer kemudian diberi penyumbat yang bertujuan agar es dapat terisolasi dan suhu yang diperoleh tidak terkontaminasi oleh suhu ruangan. Pada saat praktikan mencoba pengkalibrasian didapatkan suhu sampai 0ºC. Selanjutnya praktikan mengulangi beberapa kali agar hasil yang didapatkan dapat dipastikan benar. Jika hasil yang ddapatkan berbeda dari yang pertama dan kedua maka thermometer tidak dapat digunakan.
            Setelah mendapat suhu 0ºC, praktikan memanaskan aquades didalam Erlenmeyer dan saat memanaskan nya juga disumbat dan praktikan memasukkan thermometer juga, hal ini supaya suhu nya tidak terpengaruh oleh suhu ruangan. Suhu yang didapatkan naik hingga 97ºC. Air  mulai mendidih pada suhu 95ºC. Praktikan menunggu hingga 1 menit tetapi suhunya tidak naik ke 100ºC tetapi hanya menetap di 97ºC. berdasarkan hasil yang didapat, dapat disimpulkan bahwa thermometer yang praktikan gunakan masih layak untuk dipakai.
     7.2  Penentuan Titik Leleh
     a.    Tabel Titik Leleh Berdasarkan Teori
Pada percobaan ini, praktikan melakukan pengukuran titik leleh pada berbagai macam sampel murni. Dan ada juga percobaan sampel murni yang dicampurkan dengan sampel murni yang lain. Ada 5 sampel yang gunakan dalam praktikum ini yaitu, naftalen, glukosa, Beta-naftol, asam benzoate dan Maltosa. Sebenarnya yang praktikan gunakan adalah Alpha-naftol, tetapi karena keterbatasan bahan dilaboratorium. Praktikan mengukur titik lelehnya dengan mengikatkan sampel pada thermometer dan keadaan tabung reaksinya juga disumbat untuk menghindari pengaruh suhu ruangan. Pada saat  mencoba pada beta-naftol praktikan mendapatkan awal mula nya sampel meleleh pada suhu 105ºC, dan tidak berubah suhu pada 115 ºC. Pada sampel kedua yaitu Naftalen, praktikan mendapat suhunya meleleh pada suhu 78 ºC dan suhu maksimumnya 84 ºC. pada sampel ke tiga yaitu glukosa, suhu awal melelehnya adalah 120 ºC dan suhu maksimumnya adalah 140 ºC. Untuk asam benzoat praktikan memakai minyak untuk pengganti air, karena titik didih minyak tinggi dari pada air. Pada sampel ke empat ini, suhu awal melelehnya adalah 98 ºC dan suhu maksimumnya adalah 150 ºC. Untuk sampel terakhir yaitu Maltosa, praktikan mendapat suhu awalnya 105 ºC dan suhu maksimumnya adalah 107 ºC.
      b.      Mengukur Titik Leleh Murni ditambah Pengotor (Senyawa Lain)
Pada percobaan pencampuran praktikan menggunakan 5 sampel seperti yang percobaan sebelumnya yaitu Naftalen, Maltosa, Asam Benzoat, Beta naftol, dan glukosa. praktikan mencampurkan dengan perbandingan setiap sampel yang berbeda, yaitu 1:1, 3:1, dan 1:3. Pada pencampuran 1:1 setiap sampelnya, pada pencampuran naftalen dan glukosa, suhu awal yang praktikan dapatkan setelah mulai meleleh adalah 100 ºC dan suhu maksimumnya adalah 148 ºC. Untuk sampel Glukosa dan beta-naftol suhu awal mulai meleleh yang didapatkan adalah 130 ºC dan suhu maksimumnya adalah 140 ºC. untuk sampel ke tiga yaitu beta naftol dan asam benzoate suhu awal yang didapatkan adalah 88 ºC dan suhu maksimumnya adalalh 92 ºC. untuk sampel ke empat yaitu Asam benzoate dan maltose suhu awal yang didapatkan saat mulai meleleh adalah 110 ºC dan maksimumnya adalah 120 ºC. Untuk sampel yang terakhir yaitu maltosan dan naftalen, suhu awal meleleh adalah 120 ºC, dan suhu maksimumnya adalah 122 ºC.
Pada pencampuran 3:1 setiap sampelnya, pada pencampuran naftalen dan glukosa, suhu awal yang praktikan dapatkan setelah mulai meleleh adalah 130 ºC dan suhu maksimumnya adalah 146 ºC. Untuk sampel Glukosa dan beta-naftol suhu awal mulai meleleh yang didapatkan adalah 146 ºC dan suhu maksimumnya adalah 150 ºC. untuk sampel ke tiga yaitu beta naftol dan asam benzoate suhu awal yang didapatkan adalah 85 ºC dan suhu maksimumnya adalah 120 ºC. untuk sampel ke empat yaitu Asam benzoate dan maltose suhu awal yang didapatkan saat mulai meleleh adalah 97 ºC dan maksimumnya adalah 135 ºC. Untuk sampel yang terakhir yaitu maltosan dan naftalen, suhu awal meleleh adalah 113 ºC, dan suhu maksimumnya adalah 115 ºC.
Pada pencampuran 1:3 setiap sampelnya, pada pencampuran naftalen dan glukosa, suhu awal yang didapatkan setelah mulai meleleh adalah 148 ºC dan suhu maksimumnya adalah 155 ºC. Untuk sampel Glukosa dan beta-naftol suhu awal mulai meleleh yang didapatkan adalah 138 ºC dan suhu maksimumnya adalah 149 ºC. untuk sampel ke tiga yaitu beta naftol dan asam benzoate suhu awal yang praktikan dapatkan adalah 90 ºC dan suhu maksimumnya adalah 103 ºC. untuk sampel ke empat yaitu Asam benzoate dan maltose suhu awal yang kami dapatkan saat mulai meleleh adalah 100 ºC dan maksimumnya adalah 120 ºC. dan untuk sampel yang terakhir yaitu maltosan dan naftalen, suhu awal meleleh adalah 110 ºC, dan suhu maksimumnya adalah 114 ºC.
     7.3  Demonstrasi Titik Leleh dengan MPA (Melting Point Apparatus)
Pada percobaan berikut, praktikan menggunakan 5 macam sampel, yaitu maltosa, naftalen, glukosa, beta naftol dan asam benzoat dengan menggunakan Melting Point Apparatus. Sampel pertama, yaitu beta naftol praktikan mendapatkan suhu awal pada saat awal pencairannya adalah 110 ºC dan suhu maksimumnya adalah 115 ºC. Untuk sampel kedua yaitu naftalen, didapat suhu awal meleleh adalah 80 ºC dan suhu akhirnya adalah 110 ºC. Untuk sampel ke tiga yaitu Glukosa, didapat suhu awal meleleh adalah 160 ºC dan suhu maksimumnya adalah 180 ºC. untuk sampel ke empat yaitu asam benzoat, suhu awal meleleh adalah 115 ºC dan suhu maksimumnya adalah 120 ºC. untuk sampel terakhir yaitu maltosa, kami mendapat suhu awal dari meleleh adalah 90 ºC dan suhu maksimumnya adalah 102 ºC.

VIII. Pertanyaan Pasca Praktikum
1.      Pada penentuan titik leleh senyawa glukosa. Apakah kita dapat menggunakan pelarut air pada saat percobaan?. Jelaskan!
2.      Pada percobaan penentuan titik leleh, apa yang menyebabkan cara manual dan MPA berbeda? Dan yang manakah yang paling akurat diantara keduanya
3.      Apa saja yang perlu diperhatikan pada saat mengkalibrasi thermometer?. Jelaskan!
IX. Kesimpulan
1. Penentuan titik leleh senyawa murni dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan manual (Termometer) dan bisa menggunakan alat MPA (Melting Point Apparatus).
2. Sebelum melakukan uji titik leleh sebaiknya kita harus mengkalibrasi thermometer yang akan kita gunakan, hal ini bertujuan untuk mengetahui thermometer tersebut masih layak dipakai atau tidak dan juga untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan.
3. Dapat membedakan titik leleh senyawa murni dengan senyawa yang tidak murni yaitu dengan cara melihat titik leleh senyawa murni dan bandingkan dengan titik leleh yang kita dapatkan.
X. Daftar Pustaka
Arsyad, M. 2010. Kimia Organik Dasar. Semarang : UNDIP Press.
Chang, R. 2005. Kimia Organik II. Jakarta : Erlangga.
Saiful, S. 2011. Performance of Mixed Matrixs Membrane. Vol 1 (2).
Supu, idawati, dkk. 2015. Pengaruh Suhu Terhadap Perpindahan Panas Pada Material yang Berbeda. Jurnal Dinamika. Vol 7. No. 54.
Tim praktikum kimia Organik I. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organilk I. Jambi : Universitas Jambi
.

XI. Lampiran Gambar

Kalibrasi Termometer dengan es batu dan air murni 

Alat yang digunakan dalam penentuan titik leleh 

Penentuan titik leleh pada zat Asam Benzoat 

Proses Kalibrasi Termometer 

Penentuan titik leleh azam benzoat

Untuk video praktikum bisa dilihat pada link berikut : 

Komentar

  1. Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
    Saya Nisa Aprylina NIM A1C118044 saya akan menjawab pertanyaan no 2
    Yang menyebabkan hasil MPA dan manual berbeda adalah, pada saat melakukan secara manual kemungkinan ada saat termometer dan tangan bersentuhan sehingga mempengaruhi suhu normal ruangan yang sudah tercampur dg suhu badan. Kalo dengan MPA termometer yang kita gunakan hanya diletakkan di MPA tersebut tanpa harus memegang termometer tersebut. Hasil yang akurat adalah dari MPA karna Tidak ada bersentuhan langsung dg tangan
    Sekian,semoga bermanfaat, terima kasih
    Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh

    BalasHapus
  2. assalamualaikum, saya Isnaini Puji Rahayu, NIM A1C118020. Akan menjawab pertanyaan no 3. jadi yang perlu diperhatikan dalam mengkalibrasi termometer yaitu proses turun atau naiknya suhu ketika mengukur campuran air dan es atau ketika mengukur suhu air yang mendidih, selain itu suhu yang ditunjukkan oleh termometer sebaiknya sesuai dengan teori yang ada.

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum wr wb
    Saya Fadillah Fatma dengan NIM A1C118092 ingin membantu menjawab pertanyaan nomor 1. Titik leleh glukosa adalah 146°C dan titik didih air hanya mencapai 100°C. Jadi dapat disimpulkan jika air tidak dapat digunakan sebagai pelarut dikarenakan tidak mencapai titik leleh zat murni glukosa yang diharapkan. Semoga membantu.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL 6 "REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL"

PERCOBAAN 7 "PEMBUATAN SIKLOHEKSANON"

LAPORAN 4 PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1 "REAKSI-REAKSI HIDROKARBON"