JURNAL 2 PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1
JURNAL PRAKTIKUM
“KALIBRASI TERMOMETER
DAN PENENTUAN TITIK LELEH”
DI SUSUN OLEH :
VALEN DWI PUTRI
(A1C118050)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
VALEN DWI PUTRI
(A1C118050)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
I. Judul : Kalibrasi Termometer dan Penentuan Titik Leleh
II. Hari/Tanggal Praktikum : Rabu/ 12 Februari 2020
III. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah :
1. Dapat mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam
penentuan titik leleh senyawa murni.
2. Dapat melakukan kalibrasi termometer sebelum
digunakan untuk penentuan titik leleh suatu senyawa murni.
3. Dapat embedakan titik leleh suatu senyawa
murni dengan senyawa yang tidak murni.
4. Dapat melakukan penentuan titik leleh suatu
senyawa murni yang diberikan sebagai sampel.
IV. Landasan Teori
Termometer
adalah sebuah
alat yang berfungsi untuk mengetahui keadaan suhu dari suatu zat. Mulai dari zat itu dingin, biasa dan bisa juga
saat zat itu panas. Sangat banyak kegunaan dari
thermometer. Tetapi sebelum kita menggunakan thermometer, ada baiknya diperiksa
terlebih dahulu ketepatan dan keakuratan dari sebuah thermometer tersebut, agar mendapatkan hasil yang sesuai
dengan keinginan dalam mengukur suhu zat pada keadaan dingin, biasa ataupun
panas. (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/).
Titik leleh senyawa murni adalah Ketika fasa padat dan cair memiliki
suhu yang setimbang dalam keadaan tekanan 1 atm. Suatu proses pelelehan dari
suatu senyawa murni tidak berlangsung cepat dan begitu saja, melainkan suatu
proses pelelehannya memerlukan waktu yang dan perubahan suhu yang tidak
sebentar. Dan apabila kemurnian dari suatu zat tersebut semakin tinggi, makan
akan semakin sempit pula trayek titik lelehnya. Tetapi apabila semakin banyak
zat penganggu di dalam suatu senyawa murni itu akan mempengaruhi luasnya trayek
titik leleh (Tim Kimia Organik I, 2016).
Seiring
berkembangnya zaman, thermometer yang biasa digunakan untuk mengukur suatu suhu
zat dan sangat erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan, terkhusus untuk
bidang fisika
dan kimia mengalami perkembangan teknologi dan memiliki berbagai model pada
saat sekarang ini. Contohnya yaitu termomter digital dan thermometer analog. (Jamzuri, 2016).
Jika kita menaikkan atau menurunkan
kalor maka titik leleh nya juga akan berubah. Proses dimana zat padat berubah
menjadi cair itulah yang disebut meleleh dan sebaliknya jika zat cair menjadi
padat disebut membeku. Titik leleh suatu zat padat hasilnya akan sama dengan
titik beku suatu zat cair (Chang, 2005).
Pada
kasus-kasus yang telah ada, senyawa organik yang berwujud kristal mudah untuk
diteliti titik lelehnya menggunakan alat sederhana atau thermometer karena
senyawa yang berwujud Kristal tersebut memiliki titik leleh yang relatif
rendah. Biasanya, para ilmuwan mengukur titik leleh dari suatu senyawa tersebut
agar memberikan kemudahan untuknya menganalisis kemurnian dari suatu senyawa
tersebut (Imam, 2013).
V. Alat dan Bahan
5.1 Alat
1. Erlenmeyer 250
ml
2. Termometer
3. Gelas kapiler
4. Benang
5. Pemanas
6. Gabus
5.2 Bahan
1. Bubuk es
2. Aquadest
3. Naftalen
4. Glukosa
5. Alpha-naftol
6. Asam benzoat
7. Maltosa
8. Minyak
VI. Prosedur Kerja
6.1 Kalibrasi Termometer
a. Dibuat campuran bubuk es dan air
dalam labu Erlenmeyer 250 ml sehingga 2/5 bagian volumenya terisi.
b. Dimasukkan thermometer
hingga ujungnya menyentuh campuran es + air, sumbatlah mulut labu Erlenmeyer
tersebut dengan gabus, sehingga campuran tersebut terisolasi dari udara luar.
c. Dicatat batas bawah
skala thermometer tersebut (0)
d. Diangkat thermometer dan ulangi lagi
prosedur a-c tersebut.
e. Dirancang kembali alat
dengan mengisis 2/5 bagian Erlenmeyer dengan aquadest.
f. Dimasukkan termomter hingga tepat 1
cmdi atas permukaan air, sumbat dan usahakan thermometer berada pada posisi
tegak/vertikal.
g. Dilakukan pemanasan dan
catat suhu saat air mulai mendidih dan suhu tidak naik-naik lagi (konstan)
h. Diulangi prosedur c-g sekali
lagi.
6.2 Penentuan Titik Leleh
a. Diambil pipa kapiler, lalu
bakar ujung sehngga tertutup.
b. Dimasukkan sampel zat murni atau campura
dari ujung lainnya. Lalu padatkan dengan bantuan stick yang berlobang
tengahnya. Tinggi sampel dalam pipa kapiler tidak lebih dari 2 mm.
c. Kemudian pipa kapiler yang telah
berisi sampel tersebut dilakukan dengan thermometer menggunakan benang (bagian
ujung bawah thermometer).
d. Dimasukkan alat tersebut ke dalam
erlnmeyer yang telah diisi air atau minyak (tergantung tinggi TL zat tersebut)
dengan mengisi 2/3 erlenmeyer dan sumbat dengan gabus mulut Erlenmeyer.
e. Panaskan perangkat alat ini secara
perlahan dan catat suhu saat tepat zat meleleh hingga semua zat meleleh.
f. Dilakukan prosedur a-e
sebanyak dua kali untuk tiap sampel yang diberikan. Sampel murni terdiri dari
naftalen, glukosa, alpha-naftol, asam benzoat dan maltosa.
g. Dengan cara yang sama tentukan
titik leleh campuran dua senyawa dengan proporsi 1:1, 1:3 dan 3:1. Gambarkan
titik autentik yang diperoleh. Untuk hasil yang baik, gambarkan titik autentik
pada kertas millimeter block, gambar titik autentik pada kertas millimeter
block (Kertas grafik).
6.3 Demonstrasi titik leleh
dengan MPA (Melting Point Apparatus)
a. Ditempatkan sampel yang
akan diketahui titik lelehnya pada pipa gelas kapiler setebal lebih kurang 2
mm.
b. Ditempatkan pipa
kapiler pada alat bagian atas. Terdapat 3 lubang yang diameternya 3mm, lubang
tengah untuk pipa kapiler yang berisi sampel dan lubang lain yang diisi dengan
pipa kapiler kosong (konstan).
c. Dihubungkan alat dengan
tombol listrik dan on-kan. Variabel suhu dapat diatur dengan tombol agar naik
secara kosntan dengan kecepatan tertentu. Pengamatan dapat
dilakukan dari lubang kecil disisi depan alat ini. Perhatikan variabel suhu saat
zat sudah meleleh.
Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana cara menentukan titik
leleh suatu zat, bisa di klik link berikut :
https://www.youtube.com/watch?v=GQTmIzdfpXg
https://www.youtube.com/watch?v=GQTmIzdfpXg
1. Didalam
video terdapat alat untuk menentukan titik leleh. Jika di laboratorium kita
tidak mempunyai alat tersebut apakah kita dapat menggunakan alat lain ? dan
apakah hasil yang didapatkan akurat ?
2. Mengapa
titik leleh dapat
dikatakan sebagai suatu parameter atau
ukuran untuk menentukan kemurnian suatu senyawa
?
3. Pada
saat
uji karbon disulfida, mengapa ekstrak Lassaigne harus diasamkan terlebih dahulu
?, dan apa dampaknya jika tidak diasamkan ?
Saya lisna wiranti dengan nim A1C118001 akan mencoba menjawab permasalahan nomor 2. Jika alat tersebut tidak ada di laboratorium kita bisa saja menentukan titik leleh suatu zat menggunakan termometer saja. Setelah zat di panaskan dan meleleh langsung di ukur suhunya dengan termometer namun perlu di ketahui hasil yang di dapat tidaklah akurat karena kita tidak akan tau tepat suatu zat tersebut meleleh. Terimakasih.
BalasHapusAssalamualaikum wr wb.
BalasHapusSaya Fadillah Fatma dengan NIM A1C118092 akan membantu saudari valen untuk menjawab permasalahan nomor 3. Dalam video tersebut, kita dapat melihat bahwa ekstrak lasseigne digunakan untuk mengidentifikasi unsur Nitrogen dalam suatu senyawa organik. Alasan kenapa ekstrak lasseigne harus diasamkan terlebih dahulu adalah supaya praktikan dapat mendapatkan endapan halogen yang banyak sehingga percobaan mudah untuk dilakukan. Jika tidak diasamkan, maka endapan halogen yang didapat akan sedikit dan mempengaruh praktikum yang akan dijalankan.