LAPORAN 1 PRAKTIKUM KIMIA ORAGANIK 1 "Analisa Kualitatif Unsur-unsur Zat Organik dan Penentuan Kelas Kelarutan"

LAPORAN PRAKTIKUM
"Analisa Kualitatif Unsur-unsur Zat Organik dan Penentuan Kelas Kelarutan"



DISUSUN OLEH:

VALEN DWI PUTRI
 (A1C118050)

DOSEN PENGAMPU

Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI  

2020

Untuk prosedur pengerjaan dapat dilihat pada link berikut :

VII. DATA PENGAMATAN 
7.1    Analisa Unsur
7.1.1 Karbon dan Hidrogen

Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 1-2 gram CuO kering dan dipanaskan.
CuO berwarna hitam, setelah dipanaskan tidak terjadi apa-apa warna CuO tetap hitam. Setelah pemanasan CuO menjadi kering.
2.
Ditambahkan gula kedalam CuO
Tidak terjadi reaksi, CuO dan gula tidak tercampur.
3.
Dialirkan pipa kedalam tabung yang berisi 10 mL Ca(OH)2 kemudian dipanaskan.
Terdapat uap air diatas tabung reaksi yang menandakan adanya Hidrogen.
Dan terdapat gelembung gas pada tabung yang lain yang menandakan  adanya gas CO2.

7.1.2 Halogen
a. Tes Beilstein

Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Kawat tembaga dipanaskan
Terjadi warna kemerah-merahan pada kawat tembaga.
2.
Ditetesi 2 tetes Benzen dan dipijarkan kembali
Kawat tembaga yang tadinya berwarna kemerahan mulai berubah menjadi warna putih.


b. Tes CaO
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Dipanaskan CaO dan ditambahkan 2 tetes Benzen
Tidak terjadi perubahan, larutan tetap berwarna bening.
2.
Didihkan dengan 5-10 mL air suling, dituangkan dalam larutan HNOencer
Ketika dididihkan warnanya menjadi keruh dan terdapat gelembung gas. Kemudian ketika ditambahkan HNOencer warnanya menjadi jernih.

7.1.3 Metode Leburan dengan Natrium
a. Belerang
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Diasamkan Larutan L (NaOH) dengan asam asetat, didihkan dan periksa gas yang dihasilkan yang sudah ditetesi Pb-asetat 10%
Hasil yang diperoleh warnanya bening suhu menjadi hangat dan terdapat sedikit minyak. Air menjadi mendidih dan timbul gelembung gas kemudian larutan naik ke permukaan tabung.
2.
Pada larutan L yang lain, ditambahkan 1-2 tetes Na-Nitroprosida
Kami memakai 2 tetes Na-Nitroprosida. Larutan yang tadinya bening berubah menjadi kuning jernih.

b. Nitrogen
1. Putih telur
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Larutan L (Putih telur) ditambah FeSO4 , FeCl3, KF 10% , NaOH 10%
Putih telur yang berwarna bening menjadi warna kuning keemasan.
2.
Dididihkan kemudian didinginkan larutan
Timbul serbuk warna biru dongker yang mulai turun kebawah untuk membentuk endapan.
3.
Ditambahkan 5 tetes H2SO4
Terbentuk endapan yang berwarna biru berlin dan warna kuning emas tadi berubah menjadi warna kuning pudar.

c. Halogen
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Diasamkan 3 mL Larutan L dengan HNO3 encer
Timbul letupan-letupan pada larutan.
2.
Ditambah 5 mL Larutan AgNOencer (5-10%) dan didihkan
Warna ketika didihkan menjadi abu-abu kecoklatan dan terbentuk endapan halus yang banyak.

7.2     Penentuan Kelas Kelarutan
7.1.1 Kelarutan dalam air
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan air suling dan dikocok kuat-kuat
Gula larut dalam air, dan larutan berwarna jernih (+).
2.
Dimasukkan putih telur, ditambah air suling dan dikocok kuat-kuat
Putih telur larut dalam air tetapi larutan berwarna keruh (-).
3.
Dimasukkan Minyak, ditambah air suling dan dikocok kuat-kauat
Minyak tidak larut dalam air, terbentuk batasan antara minyak dan air dan larutan berwarna jernih (+).
4.
Dimasukkan Tepung, ditambah air suling dan dikocok kuat-kuat
Tepung larut dalam air tetapi larutan berwarna putih susu keruh (-).

7.1.2  Kelarutan dalam eter (Benzen)
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan Benzen dan dikocok kuat-kuat
Gula tidak larut dalam benzen, dan larutan berwarna jernih (+).
2.
Dimasukkan putih telur, ditambah benzen dan dikocok kuat-kuat
Putih telur  tidak larut dalam benzene terdapat batas antara benzene dan putih telur tetapi larutan berwarna jernih (+).
3.
Dimasukkan Minyak, ditambah benzen dan dikocok kuat-kauat
Minyak bercampur dalam benzen, dan larutan berwarna jernih (+).
4.
Dimasukkan Tepung, ditambah benzen dan dikocok kuat-kuat
Tepung sedikit larut dalam benzen dan larutan berwarna keruh (-).

7.1.3  Kelarutan dalam NaOH 10%
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan NaOH 10% dan dikocok kuat-kuat
Gula larut dalam NaOH, dan larutan berwarna jernih (+).
2.
Dimasukkan putih telur, ditambah NaOH 10%  dan dikocok kuat-kuat
Putih telur ditambah NaOH terdapat busa diatasnya tetapi larutan berwarna jernih (+).
3.
Dimasukkan Minyak, ditambah NaOH 10%  dan dikocok kuat-kauat
Minyak tidak larut dengan NaOH terdapat batasan antara minyak dengan NaOH, dan larutan berwarna keruh (-).
4.
Dimasukkan Tepung, ditambah NaOH 10%  dan dikocok kuat-kuat
Tepung tidak larut dengan NaOH, terdapat endapan dan larutan berwarna keruh (-).

7.1.4  Kelarutan dalam NaHCO3 5%
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan NaHCO3 5% dan dikocok kuat-kuat
Gula larut dalam NaHCO3, dan larutan berwarna jernih (+).
2.
Dimasukkan putih telur, ditambah NaHCO3 5%  dan dikocok kuat-kuat
Putih telur ditambah NaHCO3 larutan berwarna jernih (+).
3.
Dimasukkan Minyak, ditambah NaHCO3 5%  dan dikocok kuat-kuat
Minyak tidak larut dengan NaHCO3 terdapat batasan antara minyak dengan NaHCO3, dan larutan berwarna jernih (+).
4.
Dimasukkan Tepung, ditambah NaHCO3 5%  dan dikocok kuat-kuat
Larutan berwarna keruh (-) dan timbul gelembung.

7.1.5  Kelarutan dalam HCl
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan HCl dan dikocok kuat-kuat
Gula larut dalam HCl, dan larutan berwarna jernih (+).
2.
Dimasukkan putih telur, ditambah HCl dan dikocok kuat-kuat
Terdapat endapan putih dibawah dan larutan berwarna keruh (-).
3.
Dimasukkan Minyak, ditambah HCl dan dikocok kuat-kuat
Minyak tidak larut dengan HCl terdapat batasan antara minyak dengan HCl, dan larutan berwarna jernih (+).
4.
Dimasukkan Tepung, ditambah HCl dan dikocok kuat-kuat
Larutan berwarna keruh (-).

7.1.6  Kelarutan dalam H2SOpekat
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan H2SO4 dan dikocok kuat-kuat
Terdapat gumpalan gula ditengah berwarna coklat kehitaman dan larutan berwarna kuning jernih (+).
2.
Dimasukkan putih telur, ditambah H2SO4 dan dikocok kuat-kuat
Terdapat gumpalan diatas dan larutan berwarna keruh (-).
3.
Dimasukkan Minyak, ditambah H2SO4 dan dikocok kuat-kuat
Minyak tidak larut dengan H2SO4 terdapat batasan antara minyak dengan H2SO4, dan larutan berwarna jernih (+).
4.
Dimasukkan Tepung, ditambah H2SO4 dan dikocok kuat-kuat
Tidak timbul panas da tidak timbul gas.

7.1.7  Kelarutan dalam H3POpekat
Nomor
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan H3PO4 dan dikocok kuat-kuat
Gula sukar larut, gula menjadi menyebar dan larutan berwarna jernih (+).
2.
Dimasukkan putih telur, ditambah H3PO4 dan dikocok kuat-kuat
Larutan berwarna jernih (­+).
3.
Dimasukkan Minyak, ditambah H3PO4 dan dikocok kuat-kuat
Minyak tidak larut dengan H3PO4 terdapat batasan antara minyak dengan H3PO4, dan larutan berwarna keruh (-).
4
Dimasukkan Tepung, ditambah H3PO4 dan dikocok kuat-kuat
Larutan berwarna jernih.

VIII. PEMBAHASAN
        Analisa kualitatif yaitu suatu proses pengidentifikasian keberadaan suatu senyawa kimia dalam suatu larutan atau sampel yang belum diketahui. Sedangkan zat organik adalah zat yang komponen utamanya itu adalah karbon, Hidrogen dan Oksigen. Pada praktikum kali ini, kita telah melakukan analisa kualitatif unsur-unsur zat organic dan penentuan kelas kelarutan.
            Yang sangat berperan bagi makhluk hidup adalah Senyawa organik. Ketika kita mengetahui unsur apa yang terkandung didalam suatu senyawa organik dan bagaimana kelarutan dari unsur tersebut. Maka kita akan mengetahui fungsi dari  suatu unsur didalam senyawa-senyawa penyusun unsur tersebut. Dan dari kita mengetahui unsur-unsur yang terkandung didalam suatu senyawa kita dapat mengetahui rumus empiris dan rumus molekulnya (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/#more-36)
8.1 Analisa Unsur
8.1.1 Karbon dan Hidrogen
Komponen utama dari senyawa organik adalah Karbon dan Hidrogen. Mengidentifikasi unsur C dan H dalam gula. CuO kering ini dipanaskan diatas bunsen sampai mengering dan berwarna hitam. Kemudian ditambahkan gula kedalam CuO. Dirangkai alat dengan pipa pengalir gas sedemikian rupa, dan diisi Larutan Ca(OH)pada tabung reaksi yang lainnya. Setelah alat sudah dirangkai, tabung reaksi yang berisi CuO dan gula dipanaskan setelah itu akan tampak uap air pada tabung reaksi tersebut serta dihasilkan gelembung gas pada tabung reaksi yang berisi Ca(OH)2. Uap air yang dihasilkan pada tabung yang berisi campuran CuO dan Gula menandakan bahwa didalam zat tersebut mengandung gas Hidrogen. Dan gelembung gas yang dihasilkan pada tabung reaksi lain menandakan bahwa terdapat gas COdidalamnya. Produk reaksi berupa gas COakan bereaksi dengan air kapur Ca(OH)membentuk endapan CaCO3. Adapun reaksi lengkapnya yaitu :
C12H22O11 + 24CuO   12CO2 + 11H2O + 24Cu
CO+ Ca(OH) CaCO+ H2O
Oleh karna itu gula disebut dengan senyawa organik karena mengandung unsur C dan O. Jadi percobaan penentuan unsur karbon dan hidrogen dikatakan berhasil.
8.1.2 Halogen
a. Tes Beilstein
Untuk tes beilstein merupakan tes yang digunakan untuk mendeteksi adanya unsur halogen dalam suatu senyawa organik. Prinsip dasar tes beilstein adalah pemijaran. Dimana kawat tembaga dipanaskan sampai terbentuk warna kemerah-merahan dan tidak memberikan warna nyala dan kemudian ditetesi dengan 2 tetes Benzen. Penetesan benzene diberikan ketika kawat tembaga sudah didinginkan. Setelah itu di panaskan kembali kawat tembaga sehingga didapatlah perubahan warna pada kawat tembaga tersebut yang semula kemerahan berubah menjadi orange.
b. Tes CaO
Tes CaO dilakukan untuk mengidentifikasi adanya unsur halogen dalam sampel. CaO merupaka Kalsium Oksida. CaO dimasukkan kedalam tabung reaksi besar dan dipanaskan sampai suhu tinggi, dan ditambahkan 2 tetes Benzen. Penambahan benzene ini dilakukan ketika CaO masih panas. Larutan CaO yang semula bening ketika ditambahkan benzene masih tetap sama bening. Kemudian ditambahkan air suling dan didihkan, warna larutan yang bening ketika dipanaskan berubah menjadi keruh dan terdapat gelembung gas yang menandakan pada larutan ini terjadi reaksi kimia. Setelah itu larutan dituangkan kedalam larutan HNO3 encer, Larutan yang berubah menjadi keruh tadi kembali ke warna semula yaitu bening. 
8.1.3 Metode leburan dengan natrium
a. Belerang
Larutan L yang kami gunakan pada percobaan yaitu NaOH. Larutan L diasamkan menggunakan asam asetat. Ketika larutan L di tambahkan asam asetat warna larutan menjadi jernih dan suhu nya menjadi hangat tetapi pada larutan tersebut terdapat seperti minyak-minyak diatas larutan. Larutan kemudian dididihkan dan diperiksa gas yang dihasilkan dengan kertas saring basah yang sudah ditetesi Pb-asetat 10%, air kemudian mendidih dan timbul gelembung-gelembung gas akibat proses pemanasan dan larutan naik ke atas permukaan tabung dan membasahi kertas saring. Dan di bagian larutan L yang lain ditetesi 1-2 tetes larutan Na-nitroprosida, larutan L berubah warna menjadi kuning jernih. Adanya warna kuning jernih yang timbul pada larutan menandakan adanya unsur belerang pada sampel.
b. Nitrogen
Pada percobaan identifikasi nitrogen ini praktikan menggunakan 2 sampel yang akan diuji, yaitu Ammoniak dan putih telur. Adapun hasil dari percobaan kedua sampel sebagai berikut :
1. Putih telur
Diambil 3 mL putih telur untuk didentifikasi ada tidaknya unsur nitrogen didalamnya. Selanjutnya putih telur dimasukkan kedalam tabung dan ditambahkan FeSO4, FeCl­3, KF dan NaOH kedalmnya sesuai dengan prosedur yang ada di penuntun. Putih telur yang semula berwarna putih ketika ditambahkan larutan FeSO4, FeCl­3, KF dan NaOH berubah menjadi warna kuning keemasan. Larutan tersebut di panaskan dan ketika dingin timbul lah serbuk-serbuk halus berwarna biru dongker yang letaknya acak di dalam larutan. Ketika ditambahkan H2SO5 tetes, serbuk-serbuk yang tadinya melayang-layang pada larutan kemudian turun ke bawah membentuk endapan berwarna biru berlin dan larutan yang berwarna kuning keemasan tadi berubah menjadi kuning pudar. Adanya endapan biru berlin menandakan adanya unsur Nitogen didalam sampel.
c. Halogen
Larutan L yang kami gunakan pada identifikasi unsur Halogen yaitu larutan NaOH. Larutan L kemudian diasamkan menggunakan larutan asam nitrat encer. Ketika pencampuran antara larutan L dengan asam nitrat, timbul letupan-letupan pada larutan tersebut. Yang menandakan larutan tersebut bereaksi. Selanjutnya ditambahkan 5 mL AgNO3, warna larutan yang semula bening ketika ditambahkan AgNOberubah menjadi abu-abu kecoklatan. Terakhir, larutan di didihkan beberapa menit. Ketika di didihkan, terdapat banyak sekali endapan halus didalam larutan. Banyak nya endapan halus tersebut menandakan bahwa adanya Halogen didalam sampel tersebut, dan bila endapan hanya sedikit mungkin hanya pengotor dalam pereaksi tersebut.

8.2     Penentuan Kelas Kelarutan
Pada penentuan kelas kelarutan ini, praktikan menggunakan 4 senyawa yang akan dianalisis. 2 senyawa yang padat dan 2 senyawa yang cair, yaitu : Gula, tepung, putih telur dan minyak. Untuk pelarut yang digunakan itu ada 7, yaitu : Air, Eter (Benzen), NaOH 10%, NaHCO5%, HCl, H2SOpekat dan H3POpekat. Untuk pembahasan dari masing-masing kelarutan sebagai berikut :
8.2.1 Kelarutan dalam air
Pada percobaan kelarutan dalam air, digunakan 4 sampel. Ke empat sampel tersebut yaitu gula, tepung, putih telur dan minyak. Tujuan dari digunakannya 4 sampel tersebut adalah untuk membandingkan antara sampel yang satu dan yang lainnya. Pada uji kelarutan dalam air ini tujuan nya untuk memperlihatkan apakah 4 sampel tersebut dapat larut dalam air semua atau ada yang tidak. Untuk sampel yang pertama yaitu gula. Dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan air suling kemudian dikocok. Gula dapat larut dalam air dan memberikan warna yang jernih. Hal ini menandakan bahwa gula bersifat positif (+) dan dapat larut dalam air. Sampel yang kedua yaitu Tepung. Dimasukkan tepung dan ditambah air suling kemudian di kocok. Tepung dapat larutan dalam air tetapi warna dari larutan tepung ini berwarna putih susu yang keruh. Hal ini menandakan bahwa tepung tidak dapat larut dalam air (-). Sampel yang ketiga yaitu putih telur. Prosedur nya sama, ketika putih telur dicampurkan dengan air suling, telur dapat larut dalam air tetapi larutan nya berwarna keruh (-). Sampel yang keempat yaitu Minyak. Minyak dicampurkan dengan air terdapat batasan antara minyak dan air, yang diatas adalah minyak dan dibawah adalah air. Mengapa demikian ? Hal ini dikarenakan terdapat perbedaam densitas atau massa jenis dari suatu senyawa, dikarenakan minyak memiliki densitas yang kecil dari pada air maka pada pencampuran minyak dan air, minyak terletak diatas. Dan larutan nya berwarna jernih (+).
8.2.2 Kelarutan dalam eter
Pada percobaan kelarutan dalam eter juga digunakan 4 sampel, ke empat sampel tersebut yaitu gula, tepung, putih telur dan minyak.. Untuk sampel yang pertama yaitu gula. Dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan benzen kemudian dikocok. Gula tidak dapat larut dalam benzen dan memberikan warna yang jernih. Hal ini menandakan bahwa gula bersifat positif (+). Sampel yang kedua yaitu Tepung. Dimasukkan tepung dan ditambah benzen kemudian di kocok. Tepung dapat sedikit larut dalam benzene. Larutan tepung ini berwarna keruh. Hal ini menandakan bahwa tepung tidak dapat larut dalam benzen (-). Sampel yang ketiga yaitu putih telur. Prosedur nya sama, ketika putih telur dicampurkan dengan air suling, telur tidak dapat larut dalam benzene, terdapat batasan antara putih telur dengan benzene seperti halnya minyak dengan air tetapi larutan nya jernih(+). Sampel yang keempat yaitu Minyak. Minyak dicampurkan dengan benzen, minyak dapat bercampur dengan benzen. Dan larutan nya berwarna jernih (+).
8.2.3 Kelarutan dalam NaOH 10%
        Pada percobaan kelarutan dalam NaOH juga digunakan 4 sampel seperti yang disebutkan diatas. Untuk sampel yang pertama yaitu gula. Dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan NaOH kemudian dikocok. Gula dapat larut dalam NaOH dan memberikan warna yang jernih. Hal ini menandakan bahwa gula bersifat positif (+). Sampel yang kedua yaitu Tepung. Dimasukkan tepung dan ditambah NaOH kemudian di kocok. Tepung tidak dapat larut dalam NaOH dan terbentuk gumpalan tepung dibawah tabung. Larutan tepung ini berwarna keruh. Hal ini menandakan bahwa tepung tidak dapat larut dalam NaOH (-). Sampel yang ketiga yaitu putih telur. Prosedur nya sama, terdapat busa diatas larutan dan memberikan larutan yang jernih (+). Sampel yang keempat yaitu Minyak. Minyak dicampurkan dengan NaOH, minyak tidak dapat bercampur, da nada batasan antara minyak dengan NaOH, larutan nya keruh (-).
8.2.4 Kelarutan dalam NaHCO5%
Pada percobaan kelarutan dalam NaHCO5% juga digunakan 4 sampel, ke empat sampel tersebut yaitu gula, tepung, putih telur dan minyak. Untuk sampel yang pertama yaitu gula. Dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan NaHCO3 kemudian dikocok. Gula dapat larut dalam NaHCO5% dan terdapat gelembung-gelembung pada larutan. Serta memberikan warna yang jernih. Hal ini menandakan bahwa gula bersifat positif (+). Sampel yang kedua yaitu Tepung. Prosedur sama dengan diatas. Larutan berwarna keruh (-) dan timbul gelembung. Sampel yang ketiga yaitu putih telur. Prosedur nya sama, memberikan larutan yang jernih (+). Sampel yang keempat yaitu Minyak. Minyak dicampurkan dengan NaHCO3, minyak tidak dapat bercampur, dan ada batasan antara minyak dengan NaHCO3, larutan nya jernih (+). 
8.2.5 Kelarutan dalam HCl
       Pada percobaan kelarutan dalam HCl juga digunakan 4 sampel. Untuk sampel yang pertama yaitu gula, ke empat sampel tersebut yaitu gula, tepung, putih telur dan minyak. Dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan HCl kemudian dikocok. Gula dapat larut dalam HCl dan memberikan warna yang jernih. Hal ini menandakan bahwa gula bersifat positif (+). Sampel yang kedua yaitu Tepung. Prosedur sama dengan diatas. Larutan berwarna keruh (-). Sampel yang ketiga yaitu putih telur. Prosedur nya sama, memberikan larutan yang keruh (-) dan terdapat endapan putih dibawah. Sampel yang keempat yaitu Minyak. Minyak dicampurkan dengan HCl, minyak tidak dapat bercampur, dan ada batasan antara minyak dengan HCl, larutan nya jernih (+).
8.2.6 Kelarutan dalam H2SOpekat
       Pada percobaan kelarutan dalam HCl juga digunakan 4 sampel, ke empat sampel tersebut yaitu gula, tepung, putih telur dan minyak. Untuk sampel yang pertama yaitu gula. Dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan H2SOpekat kemudian dikocok. Warna yang dihasilkan jernih (+) tetapi warna nya kuning jernih dan gula dapat larut tetapi lambat. Sampel yang kedua yaitu Tepung. Prosedur sama dengan diatas. Tetapi tidak timbul panas dan tidak timbul gas yang menandakan tidak terjadinya reaksi. Sampel yang ketiga yaitu putih telur. Prosedur nya sama, memberikan larutan yang keruh berarti (-) dan terdapat gumpalan diatas. Sampel yang keempat yaitu Minyak. Minyak dicampurkan dengan H2SO4, minyak tidak dapat bercampur, dan ada batasan antara minyak dengan H2SO4, larutan nya jernih berarti (+).
8.2.7 Kelarutan dalam H3POpekat
      Pada percobaan kelarutan dalam HCl digunakan 4 sampel. Yang mana 4 sampel tersebut yaitu
gula, tepung, putih telur dan minyak. Untuk sampel yang pertama yaitu gula dengan prosedur pertama dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan H3PO4  pekat kemudian dikocok. Warna yang dihasilkan jernih (+). Sampel yang kedua yaitu Tepung. Prosedur sama dengan diatas. Larutan yang dihasilkan jernih (+). Sampel yang ketiga yaitu putih telur. Prosedur nya pun sama, memberikan larutan yang jernih (+). Sampel yang keempat yaitu Minyak. Minyak dicampurkan dengan H3PO4, minyak tidak dapat bercampur, dan ada batasan antara minyak dengan H3PO4, larutan nya keruh berarti (-).

IX. Pertanyaan pasca praktikum
1. Pada percobaan penentuan kelas kelarutan dengan menggunakan sampel minyak, dapat kita lihat bahwa semua pelarut tidak dapat bercampur dengan minyak kecuali benzene. Mengapa minyak dan benzene dapat bercampur, sedangkan pelarut lain tidak dapat bercampur dengan minyak ?
2. Apa yang menyebabkan gula dapat larut dengan cepat pada HCl tetapi sukar larut pada H2SOsedangkan HCl dan H2SO4  merupakan asam kuat ?
3. Pada percobaan analisa unsur, Apa yang menyebabkan munculnya warna biru berlin ?

X. Manfaat
Setelah melakukan praktikum Analisa Kualitatif Unsur-unsur Zat Organik dan Penentuan Kelas Kelarutan adapun beberapa manfaat yang bisa didapatkan oleh praktikan yaitu :
1. Praktikan dapat memahami prinsip dasar dalam analisa kualitatif dalam bidang kimia organik.
2. Praktikan dapat memahami tahapan kerja analisa yang di mulai dari unsur karbon, hydrogen, belerang, nitrogen, halogen dalam suatu senyawa organik dan penentuan kelas kelarutan dari unsur-unsru tersebut.
3.    Praktikan dapat  mencoba dan dapat mengetahui beberapa senyawa unknown yang dianalisa.

XI. Kesimpulan
      Adapun kesimpulan dari percobaan ini, yaitu :
1) Analisa kualitatif yaitu suatu proses pengidentifikasian keberadaan suatu senyawa kimia dalam suatu larutan/ sampel yang belum diketahui. Prinsip dasar dari analisa kualitatif yaitu menganalisis sampel dengan menggunakan teknik tertentu. Teknik yang digunakan misalnya pemisahan, pengendapan, dll.
2) Langkah kerja untuk menganalisis karbon dan hidrogen yaitu menggunakan serbuk CuO dan gula yang dipanaskan. Untuk menganalisis Belerang, Nitrogen dan Halogen digunakan larutan X yang nantinya akan diuji terdapat atau tidaknya belerang dalam larutan X tersebut.
3) Dalam penganalisaan larutan unknown yang dapat kami lakukan pada percobaan kali ini seperti pada penentuan Belerang, Halogen dan Nitrogen. Pada Nitrogen larutan L yang kami gunakan yaitu putih telur.

XII. Daftar Pustaka

Ibrahim,dkk.1999.Teknik Laboratorium Kimia Organik.Jakarta: Graha Ilmu.

Ralph.2001.Kimia Dasar dan Kimia Inti.Jakarta: Erlangga.

Tim Kimia Organik.2016.Penuntun Praktikum Kimia Organik I.Jambi: Universitas Jambi.

Wawan, B.R. 2009. Kimia Berbasis Eksperimen 3. Solo : PT. Tiga serangkai.

XII. LAMPIRAN GAMBAR



Gambar 1. Hasil Kelarutan gula didalam air 


Gambar 2. Hasil analisa unsur halogen menggunakan tes CaO 


 Gambar 3. Bahan-bahan yang digunakan


Gambar 4. Hasil analisa unsur halogen 


Gambar 5. Hasil analisa unsur halogen menggunakan tes beilstein

Untuk video praktikum dapat dilihat di link berikut :

Komentar

  1. Assalamualaikum perkenalkan nama saya septia misca dalvanny (A1C118005) saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1
    Jawab:
    Minyak dan benzene dapat larut dikarenakan minyak merupakan kelompok lipid , yaitu senyawa organik yang terdapat didalam yang tidak larut dalam air namun larut dalam pelarut organik - non polar misalnya seperti benzene,eter, dan hidrokarbon lainnya. Hal ini karena benzene dan minyak memiliki polaritas yang sama. Sedangkan dengan sampel yang lain selain benzene minyak tak larut hal ini dikarenakan kan perbedaan polaritasnya. Terimakasih

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum perkenalkan saya RAHMADANSAH NIM: A1C118066 ingin mencoba menjawab permasalahan yang nomor 3, yang menyebabkan warna biru Berlin adalah dari penambahan campuran H2SO4 setelah sebelumnya terbentuk endapan hitam dari nihidrin, karna H2SOO4 adalah sangat korosif, ketika ada larutan dari beberapa logam, H2SO4 akan mengendapkan logam tersebut, dan terbentuklah endapan berwarna biru Berlin tersebut.

    BalasHapus
  3. Baiklah, perkenalkan saya Ryan Willianto dengan NIM A1C118019. Saya akan mencoba menjawab permasalahan yang diajukan oleh saudari Valen nomor 2. Pada dasarnya, asam klorida (HCl) memiliki daya pemecah sebagai asam yang hanya bereaksi dengan zat tertentu sehingga asam klorida memiliki daya melarutkan atau memutuskan ikatan antar glukosa sehingga dapat larut. Asam sulfat (H2SO4) pun memiliki daya melarutkan yang sama, akan tetapi unsur S pada sulfat menyebabkan sulfat bereaksi dengan glukosa membentuk SO2 dengan laju reaksi yang cukup lambat. Pertemuan antara glukosa dengan asam sulfat menyebabkan glukosa bereaksi, bukan melarut. Demikian jawaban saya, semoga dapat membantu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL 6 "REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL"

PERCOBAAN 7 "PEMBUATAN SIKLOHEKSANON"

LAPORAN 4 PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1 "REAKSI-REAKSI HIDROKARBON"